UI/UX Case Study: Last Wish Bank Jago

Disclaimer: Project ini adalah bagian dari Program Pembelajaran UI/UX dalam kegiatan Magang Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.

Revysha Hiariej
7 min readNov 27, 2021

Halo, saya Revysha. Saya adalah peserta Magang Kampus Merdeka di Skilvul sebagai UI/UX Designer, dan saya mendapat project dari Bank Jago ini, yaitu fitur Last Wish. Yuk di scroll ke bawah…

Latar Belakang

Jago adalah aplikasi finansial yang bekerja dengan prinsip life-centric yang memberikan kemudahan, kolaboratif, dan inovatif dengan solusi finansial. Jago ingin membuat sebuah fitur yang berkaitan dengan asuransi jiwa, namun bukan seperti produk asuransi jiwa yang telah beredar di pasaran saat ini yang biasanya lebih sering menjual sebagai bentuk pencegahan akan bencana dan hal-hal buruk di masa depan.

Selain itu, asuransi jiwa dapat digunakan untuk melindungi penghidupan keluarga terdekat, tapi tidak semua orang aware dengan itu atau tidak semua orang melakukan perencanaan finansial untuk masa depannya. Jago melihat hal ini sebagai sesuatu yang serius. Maka dari itu, Jago ingin membangun fitur Last Wish.

Saya dan tim yaitu Fachrizal dan Alifeony, membuat konsep fitur Last Wish sebagai fitur perencanaan masa tua user dimana dalam Last Wish terdapat produk Asuransi Jiwa, produk Wasiat, dan Challenge bagi user, agar user bisa lebih aware lagi dengan kesehatannya sendiri.

Role: UI/UX Designer Intern
My Role: Pain Point, How Might We, Affinity Diagram, Prioritization Idea Diagram, Crazy 8’s, User Flow, Wireframe, Design System, UI Design, Prototyping, User Research
Tools: Figma, Spreadsheet, Docs, Zoom

Design Process — Design Thinking

Dalam proses desain aplikasi e-learning Skill Up, saya menggunakan Design Thinking sebagai proses pendekatan, karena Design Thinking berpusat pada kebutuhan manusia atau end user. Design thinking juga membantu tim bekerja lebih cepat, efisien, transparan, dan menghasilkan berbagai macam solusi.

sumber: https://tugaskaryawan.com/design-thinking-adalah/)

1. Design Thinking — Emphatize

Di tahap empathize saya dan tim melakukan riset dengan teknik secondary research melalui competitor analysis, review app competitor di play store, feedback dari blog personal, serta hasil interview dari pihak luar. Tim menggunakan teknik secondary research dikarenakan waktu riset yang terbatas. Hasil riset dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Target user behaviour: 72% masyarakat Indonesia belum berpikir untuk membuat asuransi jiwa apalagi surat wasiat.

2) Target user problem: 68% target user belum percaya sepenuhnya kepada perusahaan asuransi jiwa.

3) Competitor App Reviews: 55% user memberikan review dibawah bintang 5 dari 4 aplikasi asuransi jiwa karena user merasa UI/UX aplikasi snagat rumit dan tidak menarik.

2. Design Thinking — Define

Pada tahap define ini saya dan tim melakukan identifikasi pain point user, dikarenakan waktu yang terbatas jadi identifikasi pain point dari kami. Berikut adalah hasil diskusi pain point kami:

Setelah identifikasi pain point, kami juga menentukan How Might We berdasarkan pada hasil identifikasi pain point sebelumnya yang nantinya akan di voting dan ditentukan sehingga dapat menjadi gambaran ke proses selanjutnya yaitu ideate. Berikut adalah hasil diskusi How Might We kami:

Sehingga didapatkan How Might We yaitu [Membuat fitur Asuransi Jiwa dan Wasiat yang lebih menarik dan efisien]

3. Design Thinking — Ideate

Di tahap kedua ini adalah ideate, dimana kami melakukan brainstorming untuk menghasilkan ide-ide solusi berdasarkan pada how might we yang telah ditentukan sebelumnya, melakukan pengelompokkan ide-ide, menentuakn prioritas ide atau solusi, membuat crazy 8’s, user flow, wireframe, design system, dan UI design.

Pertama, kami membuat daftar ide-ide untuk menjawab how might we tadi. Setiap anggota tim mengeluarkan idenya masing-masing, semakin liar ide tersebut semakin bagus. Berikut adalah hasil diskusi ide-ide kami:

Kedua, kami melakukan pengelompokkan ide-ide tersebut sesuai dengan jenis idenya menggunakan affinity diagram. Kami mendapat 7 kelompok ide yaitu Metode Pembayaran, User Friendly, Promo, Perencanaan Asuransi, Perencanaan Surat Wasiat, Gamifikasi, dan Other.

Ketiga, ide-ide yang telah dikelompokkan tersebut dimasukkan ke dalam diagram prioritization idea untuk menentukan tingkat prioritas ide atau solusi atau fitur tersebut.

Jika semakin tinggi user value suatu ide/fitur dan effort yang dibutuhkan dalam membuatnya kecil maka ide/fitur tersebut akan dieksekusi paling pertama, sebaliknya jika ide/fitur tersebut memiliki user value yang rendah dan effort yang tinggi maka ide/fitur tersebut akan dieksekusi paling terakhir. Berikut adalah hasil diskusi penentuan tingkat prioritas:

Sampai proses ini, dapat disimpulkan bahwa kami akan membuat 3 produk utama dalam fitur Last Wish ini yaitu:

1) Asuransi Jiwa Jago : menyediakan paket asuransi jiwa bagi user yang disetai dengan berbagai metode pembayaran. Dalam produk asuransi jiwa ini, terdapat dua metode dalam membeli asuransi jiwa, yaitu dengan Jago Plan dan Paket Asuransi.

2) Surat Wasiat Jago : dibuat sebagai variasi dalam fitur Last Wish. Tentu tujuannya untuk pembuatan surat wasiat secara online. Bukan hanya surat wasiat harta seperti rumah, tanah, emas, saham, obligasi, tabungan, kendaraan dan surat wasiat lainnya.

3) Challenge : Untuk menyempurnakan pengalaman user, dihadirkan produk challenge yang berisi tantangan tentang menjaga kesehatan user yang anntinya memberikan user poin yang dapat ditukar dengan promo atau potongan harga.

Crazy 8's
Selanjutnya, kami membuat crazy 8’s untuk mendapat gambaran awal dari desain kami ke depannya. Berikut adalah crazy 8’s kami:

User Flow
Tahap berikutnya, kami membuat user flow untuk fitur Last Wish ini, seperti yang telah disampaikan di latar belakang sebelumnya, kami membagi Last Wish menjadi 3 bagian yaitu asuransi jiwa, wasiat, dan challenge.

Kami membuat challenge agar dapat menjadi pemacu bagi user untuk hidup sehat selain itu jika user menyelesaikan challenge yang ada maka user akan mendapat poin yang dapat digunakan untuk mendapat potongan pembayaran premi asuransi jiwa. Berikut user flow yang kami usulkan:

Wireframe
Di tahap keenam ini, kami membuat wireframe dalam bentuk mobile app tentunya. Kami menggunakan frame Iphone 11. Di bagian ini kami membuat beberapa halaman. Saya mengerjakan bagian asuransi jiwa, Fachrizal membuat yang wasiat, dan Alifeony membuat bagian Challenge.

Saya sendiri membuat wireframe untuk asuransi jiwa, Fachrizal membuat wireframe untuk wasiat, dan Alifeony membuat wireframe untuk challenge. Berikut sekilas dari wireframe yang kami rancang masing-masing.

  1. Wireframe Asuransi Jiwa

2. Wireframe Wasiat

3. Wireframe Challenge

Design System
Selanjutnya, untuk memudahkan kami dalam mendesain kami membuat design system yaitu penggambaran elemen-elemen yang akan digunakan berulang kali pada UI Design fitur Last Wish di Jago nanti, agar desain pada UI bisa selalu konsisten dan tidak berubah-ubah warna, ukuran, ataupun bentuk.

UI Design
Tahap terakhir pada ideate ialah UI Design yaitu mendesain tampilan aplikasi. Kami mendesain berdasarkan pada wireframe dan design system yang telah kami buat sebelumnya. Berikut sekilas dari UI Design yang kami buat, untuk lengkapnya dapat dilihat pada bagian prototyping.

4. Design Thinking — Prototyping

Berikut adalah hasil prototyping dari fitur Last Wish Jago yang telah kami buat:

5. Design Thinking — Testing

Pada tahap testing, saya melakukan user sesearch dengan metode In-Depth Interview / Qualitative Research. Kami melakukan interview ke satu orang saja dikarenakan waktu yang terbatas.

Objektif
1. Mencari tahu kebutuhan pengguna dalam fitur Jago Last Wish
2. Mencari tahu kekurangan yang terdapat dalam prototype Jago Last Wish
3. Mencari tahu penilaian SEQ untuk fitur Jago Last Wish dari calon user

Respondent Criteria
1. Jenis kelamin tidak spesifik
2. Berusia 25–35 tahun
3. Pekerjaan sebagai pegawai
4. Berdomisili di daerah perkotaan, SES A & B (tingkat pengeluaran per bulan)

Dari user research yang kami lakukan, kami menggunakan Single Ease Question dimana menggunakan skala 1–7. Kami mendapat angka 6.5 dan result-nya passed.

Kesimpulan

Dari semua tahap yang telah dilakukan dari Define ke Emphatize, dapat disimpulkan bahwa user sudah dapat dengan mudah melakukan pendaftaran asuransi jiwa, wasiat, dan memahami fitur challenge kami. Kami hanya perlu melakukan beberapa perbaikan tampilan untuk lebih memudahkan user dalam memahami setiap flow dalam fitur Last Wish di Jago ini.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Skilvul, Bank Jago, dan mentor saya kak Muhammad Fadli karena sudah memberi banyak pelajaran kepada saya mengenai UI/UX Design, dan juga terima kasih kepada para pembaca case study saya. Jika teman-teman ada saran boleh di kolom komentar 😆

--

--

Revysha Hiariej

Hi there! I am Revysha and I have an interest in UI/UX Design and Product Management